Militer AS yang sulit tinggalkan Windows XP
Hampir sebagian besar perusahaan-perusahaan sekarang memilih untuk meningkatkan sistem operasi mereka ke versi terbaru Microsoft Windows. mereka pun umumnya tidak khawatir tentang konsekuensi, ataupun rumitnya adaptasi ke sistem operasi baru itu. karena perusahaan dapat mempekerjakan staff IT-nya untuk mengurus perihal tersebut tanpa takut konsekuensi hidup dan mati.
Tetapi, itu tidak berlaku di Departemen Pertahanan Amerika Serikat. mereka harus mempertimbangkan risiko keamanan siber dan konsekuensi yang bersifat fatal jika meninggalkan sistem operasi lama seperti Windows XP. ya walaupun dalam sistem operasi lama pun tidak menutup kemungkinan ada resiko keamanan. konsekuensi mereka adalah hidup dan mati, oleh karena itu tidak 'mudah' bagi mereka untuk beradaptasi di OS baru.
“Banyak sistem yang secara langsung memengaruhi kehidupan, keselamatan, dan kesehatan tentara dan warga sipil kami." kata Thomas Sasala, direktur Pusat Integrasi Arsitektur Angkatan Darat AS.
Hubungan lama militer AS dengan Windows XP bukanlah hal yang baru. Banyak pengguna dan perusahaan PC masih berpegang teguh pada Windows XP lama setelah debutnya pada tahun 2001 dan menolak untuk upgrade ke versi Windows yang baru.
Pada tahun 2014, ketika Microsoft secara resmi menghentikan dukungan untuk sistem operasi tua, Windows XP masih menyumbang 30 persen dari sistem operasi di seluruh dunia. Pada saat itu, 3 persen dari beberapa juta komputer di AS masih menggunakan Windows XP.
Di tahun yang sama, ada seorang pejabat Angkatan Laut AS mengeluarkan arahan berjudul "Upaya Pemberantasan Windows XP". Tetapi tujuan dari arahan itu seringkali dianggap sulit, itulah sebabnya AS merasa lebih baik memberikan kontrak jutaan dolar kepada Microsoft untuk mendukung sistem khusus yang berjalan pada Windows XP, Windows 2003, dan OS lawas lainnya dibandingkan mengganti dengan yang baru.
Seiring berjalannya waktu, kerugian dari menggunakan sistem komputasi lama mulai terasa. Sistem lama bagaimanapun juga tertinggal di belakang komputasi baru. Para personel militer juga mungkin merasa sulit untuk menggunakan sistem lama karena antarmuka/UI yang ketinggalan zaman ataupun membosankan.
Tetapi risiko terbesar bagi militer AS sebenarnya ada di cybersecurity, sama seperti resiko OS lawas. Versi terbaru Microsoft Windows mendapatkan keuntungan dari para user yang membantu menemukan kerentanan atau bug melalui penggunaan komputer normal. Itu juga merupakan pertimbangan mengingat bagaimana peretas mungkin saja akan mencari bug juga di Windows XP atau sistem lawas lainnya yang digunakan oleh militer AS.
“Bahkan jika Anda membayar Microsoft untuk menambalnya, yang tidak Anda miliki adalah manfaat dari jutaan atau milyaran pengguna yang menemukan kekurangan dalam waktu nyata dan kemudian Microsoft melompat untuk menambalnya,” kata Dion-Schwarz.
Seperti apa yang dikatakan oleh Dion-Schwarz, meskipun militer AS membayar jutaan dolar untuk pelayanan support ke Microsoft, tetapi mereka tidak mendapatkan 'keuntungan' dari para user yang melaporkan bug, yang mereka temukan dalam kehidupan sehari-hari saat menggunakan komputer. karena kebanyakan dari pengguna saat ini menggunakan OS terbaru.
Namun di awal tahun 2016, militer AS berkomitmen untuk meningkatkan komputer di seluruh organisasi mereka agar menggunakan Microsoft Windows 10. Pengumuman tersebut muncul 8 bulan setelah Angkatan Laut AS meneken konrak dengan Microsoft untuk meminta layanan support pada Windows XP dan produk Microsoft lawas lainnya.
Kontrak tersebut membuat Angkatan Laut AS disorot banyak media berita karena tetap menggunakan Windows XP.
Departemen Pertahanan AS pun berupaya untuk menyelesaikan peningkatan versi ke Windows 10 pada akhir tahun 2018 lalu. meskipun begitu, beberapa produk Windows lawas masih digunakan.
Angkatan Darat AS sendiri meningkatkan sekitar 950.000 komputer kantor mereka ke Windows 10 dan menjadi cabang militer besar AS pertama yang menyelesaikan peningkatan ke Windows 10 pada bulan Januari 2018.
Seterusnya, Angkatan Udara AS menargetkan penyelesaian peningkatannya pada bulan Maret 2018, sedangkan Angkatan Laut di musim panasnya.
Daftar Pustaka:
1. Slate
2. CyberScoop (Gambar)
3. Fortune (Gambar)
0 komentar:
Posting Komentar